Hallo bloggers!!
Hari ini saya akan memposting materi filsafat
tentang Subjektivisme & Objektivisme
serta Konfirmasi, Inferensi dan
Kontruksi Teori. Pada pertemuan ke 4 di mata kuliah filsafat, sedikit
melelahkan karna banyak sekali materi yang dibahas selama ssatu hari penuh.
Setelah ini saya juga akan memposting tentang “Filsafat Logika” so, stay turn ya guys!! ^^
A. Subjektivisme
& Objektivisme
Subjektivisme
Ciri-ciri pendekatan subjektivitas:
- Menggagas pengetahuan sebagai suatu keadaan mental yang khusus (semacam kepercayaan yang istimewa),misalnya sejarah, kepercayaan-kepercayaan yang lain.
- Pengalaman subyektif (kokoh terjamin) sebagai titik tolak pengetahuan dari data inderawi (intuisi) diri sendiri.
- Prinsip subyektif tentang alasan cukup, karena pengalamanan bersifat personal, benar secara pasti dan meyakinkan karena berlaku sebagai pengetahuan langsung dari diri subyek.
Pendukung pandangaan subjektivitas ini, yaitu:
- Aristoteles dan Plato
- Rene Descartes : saya berpikir maka saya adalah pengada yang berpikir.
- Kaum Solipsisme (solo ipse)
- Kaum Realisme Epistemologis: berpendapat bahwa kesadaran menghubungkan saya dengan “apa yang lain” dari diri saya.
- Kaum Idealisme Epistemologis : berpendapat bahwa setiap tindakan mengetahui berakhir di dalam suatu ide, yang merupakan suatu peristiwa subyektif murni.
Objektivisme
Objektivisme adalah Suatu pandangan yang menekankan
bahwa butir-butir pengetahuan manusia dari soal yang sederhana sampai teori
yang kompleks,mempunyai sifat dan ciri yang melampaui (di luar) keyakinan dan
kesadaran individu (pengamat). Pendukung pandangan ini adalah Popper,
Lataatos, dan Marx. Ada tiga pandangan dasar objektivisme:
- Kebenaran itu independen terlepas dari pandang subjektif,
- Kebenaran itu datang dari bukti faktual,
- Kebenaran hanya bisa didasari dari pengalaman inderawi.
Pandangan ini
sangat dekat dengan positivisme dan empirisme. Objek memiliki sifat yang permanen dan umum. Untuk
mempercayai kebenaran kesaksian inderawi,
beberapa syarat harus
dipenuhi:
- Obyek harus sesuai dengan jenis indera.
- Organ indera harus normal dan sehat.
- Karena obyek ditangkap melalui medium, maka medium itu harus ada.
Perbedaan antara obyek khusus dan obyek umum,
yaitu:
- Obyek khusus merupakan data yang ditangkap hanya oleh satu indera. Misalnya, warna, suara, bau.
- Obyek umum merupakan data yang dapat ditangkap oleh lebih dari satu indera. Misalnya keluasan dan gerakan yang dapat dilhat dan diraba atau oleh indera lainnya.
B. Konfirmasi,
Inferensi dan Kontruksi Teori
Konfirmasi
(confirmation = penegaassan)
Ada dua aspek konfirmasi, yakni kuantitatif dan
kualitatif. Konfimasi berhubungan dengan simpulan yang normatif antara
hipotesis yang sesuai dengan fakta-fakta yang ada. Ada tiga jenis konfirmasi,
yaitu:
- Decision theory: kepastian berdasarkan keputusan.
- Estimation theory: menetapkan kepastian dengen memberi peluang benar-salah melalui konsep probabilitas.
- Reliability theory: menetapkan kepastian dengan mencermati stabilitas fakta/evidensi yang berubah-ubah terhadap hipotesis.
Inferensi
Inferensi
dapat didefinisikan sebagai suatu proses penarikan konklusi dari satu atau
lebih proposisi (keputusan). Penyimpulan: bisa berupa
“mengakui” atau “memungkiri” suatu kesatuan antara dua pernyataan. Inferensi
dalam proses penarikan simpulan ada dua cara, yaitu deduktif dan induktif.
Inferensi
deduktif dibagi menjadi dua, yakni Inferensi Langsung dan Inferensi
Tidak Langsung (Silogistik). Inferensi langsung adalah penarikan
simpulan (conclution) dari pernyataan (premis).Sedangkan inferensi tidak langsung adalah penarikan simpulan dengan dua
premis.
Kontruksi
Teori
Teori
adalah model atau kerangka pemikiran yang menjelaskan fenomena alami/sosial
tertentu. Pengelompokan
perkembangan ilmu pengetahuan dalam tiga periode:
•
Animisme
•
Ilmu empiris: tolak ukur ilmu paling sederhana adalah pengalaman,
klasifikasi,
penemuan hubungan-hubungan,
perkiraan kabenaran.
•
Ilmu
teoretis: gejala yang ditemukan dalam ilmu empiris diterangkan dengan kerangka pemikiran.
Ada tiga model kontruksi
teori, yaitu:
- Model korespondensi: kebenaran sesuatu dibuktikan dengan menemukan relevansinya dengan yang lain.
- Model koherensi: sesuatu dipandang benar bila sesuai dengan moral tertentu. Mementingkan kesesuaian antara kebenaran obyektif – rasional universal dan kebenaran moral/nilai. Model ini digunakan dalam pendekatan fenomenologis.
- Model paradigmatis: konsep kebenaran ditata menurut pola hubungan yang beragam, menyederhanakan yang kompleks.
Aliran dalan kontruksi teori sebaagai berikut:
- Reduksionisme: teori itu suatu pernyataan yang abstrak, tidak dapat diamati secara empiris dan tidak dapat diuji langsung.
- Instrumentalisme: teori adalah instrumen bagi pernyataan observasi agar terarah dan terkonstruksi.
- Realisme: teori dianggap benar bila real, secara substantif ada, bukan fiktif.
Nah, itulah ilmu yang dapat saya bagikan ke para
bloggers hari ini semoga bermanfaat ya!!. Ikuti terus postingan-postingan yang
akan saya update setiap harinya ^^ Silahkan memberi saran, kritik dan penilaian
para bloggers ya, karena itu sangat membantu agar saya dapat lebih baik lagi.
Thanks for visiting my blog ^^
Sumber:
Power
point by Calorus Suharyanto dan Mikha Agus W
www.google.com/image
Saran saya perbanyak lagi sumber-sumber untuk membuat materi ini. Jangan hanya menggunakan sumber yang berasal dari power point yang belum tentu dapat dipertanggung jawabkan isinya. Carilah sumber seperti buku. Penilaian saya untuk postingan ini 80
BalasHapusmakasih sarannya ina kuma ^^
Hapuswah ada foto nya aku kasih nilai 82 yaaa :)
BalasHapusnice blog litha. menarik banget buat dibaca hehe 88 ya :)
BalasHapusBlognyaa rapihhhh hehehe kasih 83 deh buat litha :)
BalasHapusmaterinya lengkap yaaa 88 laah
BalasHapusbagus paraahhh iri dehhhhh sama blog nya litha :((( hehehhee 90 ya :))) mangat
BalasHapus